Transportasi Online Tidak Beroperasi Di Wilayah Bintan, Mengapa?
Oleh : Octavia Christina dan Wan Maulidia, Mahasiswa Universitas Maritim Raja Ali Haji, Program Studi Ilmu Pemerintahan
Inaranews -Transportasi online telah mengukuhkan keberadaannya di tengah-tengah masyarakat Indonesia, menjadikannya salah satu kebutuhan yang tak lagi terelakan. Mayoritas masyarakat Indonesia kini bergantung pada transportasi online untuk menjalankan aktivitas sehari-harinya. Layanan transportasi online mulai terkenal di Indonesia sejak tahun 2015, yang diprakarsai oleh Gojek. Kemunculan layanan transportasi online ini sempat membuat heboh masyarakat Indonesia, bahkan menjadi isu nasional setelah para supir ojek konvensional merasa terancam posisinya.
Bintan, sebuah pulau di Kepulauan Riau, memiliki potensi wisata yang menarik dan pertumbuhan ekonomi yang pesat. Seiring dengan perkembangan teknologi dan urbanisasi, layanan ojek online telah menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari masyarakat perkotaan di Indonesia. Namun, layanan ini belum sepenuhnya menjangkau semua daerah, termasuk Kijang dan beberapa daerah di Bintan. Ketidakhadiran layanan seperti Gojek, Grab, dan Maxim di daerah-daerah ini memunculkan sejumlah pertanyaan dan keprihatinan. Namun, mengapa layanan transportasi online belum beroperasi di wilayah ini? Beberapa faktor mungkin dapat menjelaskan fenomena ini:
Tidak adanya transportasi online di wilayah bintan disebabkan kondisi geografis wilayah tersebut. Dimana jika seseorang ingin berpergian dari satu tempat ke tempat lain memakan waktu 5 menit sampai 90 menit, sehingga dalam penentuan ongkos pengantaran pun bisa lebih mahal, berbeda dengan wilayah tanjungpinang yang jaraknya masih terjangkau. Selain itu masih terdapat beberapa wilayah yang jaringan internetnya belum stabil sehingga dapat mengganggu google maps driver.
Di awal kemunculan ojek online (Go-Jek) di wilayah tanjungpinang, perusahaan layanan jasa transportasi berbasis online tersebut sempat membuka jaringan hingga kawasan kijang, akan tetapi banyak driver yang mengeluh karena ongkos pengantaran yang diterapkan tidak menguntungkan. Untuk saat ini pun belum memungkinkan kawasan bintan menggunakan transportasi online, karena kondisi aktivitasnya pun masih terpusat, seperti dikawasan tanjung uban, lagoi, kawal, dan kijang.
Untuk permasalahan lainnya yang mungkin bisa terjadi adalah permasalahan transportasi konvensional dan online di wilayah pelabuhan, dimana hal ini sering terjadi di wilayah pelabuhan dan bandara.
Dalam Mengatasi Kesenjangan Aksesibilitas: Ketidakhadiran layanan ojek online di Kijang dan beberapa daerah Bintan menunjukkan perbedaan aksesibilitas antara kota dan pedesaan. Layanan ini tidak hanya memberikan kemudahan transportasi tetapi juga memberi penduduk setempat peluang bisnis baru. Ojek online menawarkan banyak keuntungan bagi masyarakat, seperti pengiriman makanan dan kemudahan mobilitas.
Dampak Ekonomi yang signifikan: Layanan ojek online baik untuk ekonomi lokal karena tidak hanya memudahkan mobilitas. Ojek online dapat menjadi solusi yang lebih cepat dan efektif di daerah dengan transportasi publik yang terbatas. Peluang kerja sebagai pengemudi ojek online juga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat setempat. Sangat penting di wilayah dengan jumlah pekerjaan yang terbatas.
Keterbatasan infrastruktur adalah salah satu alasan utama mengapa layanan ojek online belum tersedia di Kijang dan beberapa daerah Bintan. Salah satu masalah tersendiri adalah sinyal telekomunikasi yang lemah dan jalan yang tidak memadai. Namun demikian, kesulitan ini tidak seharusnya menjadi alasan untuk mengabaikan wilayah-wilayah ini. Perlu ada kerja sama antara pemerintah dan penyedia layanan untuk meningkatkan infrastruktur untuk mendukung layanan ojek online.
Masyarakat Kijang dan Bintan harus berbicara tentang kebutuhan mereka akan layanan transportasi yang lebih baik saat berbicara tentang kebutuhan mereka. Pemerintah daerah dan penyedia layanan akan mendapatkan tekanan positif untuk melakukan hal-hal. Petisi online dan media sosial dapat menjadi alat yang efektif untuk menyuarakan keinginan ini. Kehadiran ojek online seperti Gojek, Grab, dan Maxim di Kijang dan Bintan memiliki konsekuensi yang lebih besar daripada hanya kemudahan penggunaannya, tetapi juga kesetaraan dalam hal teknologi dan keuangan. Untuk mengatasi tantangan infrastruktur dan membuka peluang baru untuk kemajuan, pemerintah daerah, penyedia layanan, dan masyarakat harus bekerja sama. Dengan demikian, perkembangan teknologi saat ini dapat dimanfaatkan oleh semua lapisan masyarakat.(Advetorial/Opini)