Lonjakan Omzet Pedagang Melayu Square
Oleh : Brian Daniel Raja Gukguk dan Bintang Rheza Phalevi Mahasiswa Ilmu Pemerintahan, Univerisitas Maritim Raja Ali Haji
Inaranews – Melayu Square, salah satu pusat keramaian di Tanjungpinang, terus menunjukkan tren positif dalam hal peningkatan omzet pedagang. Variasi omzet ini terlihat jelas saat membandingkan hari-hari biasa (weekday), akhir pekan (weekend), dan hari-hari besar di mana event-event spesial diadakan. Artikel ini akan mengulas perbedaan tersebut dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Pada hari-hari biasa, Melayu Square tetap menjadi tempat favorit bagi masyarakat lokal untuk berbelanja dan bersantai. Para pedagang melaporkan bahwa omzet pada weekdays cenderung stabil, meskipun tidak setinggi akhir pekan atau hari besar. Omzet pada hari biasa kira kira sekitar 200 ribu sampai 500 ribu. Ujar Rizal, seorang pemilik pedagang makanan. Rata-rata kenaikan omzet pada hari-hari biasa sekitaran 5-10% di bandingkan hari tanpa event.
Pada akhir pekan, Melayu Square menjadi jauh lebih ramai dengan pengunjung. Keluarga dan kelompok teman sering memanfaatkan waktu luang mereka untuk bersantai dan berbelanja di sini. Omzet pada akhir pekan bisa mencapai 1 juta hingga 1,5 juta per harinya. Faktor utama peningkatan ini adalah karena banyak orang memiliki waktu luang lebih banyak dan memilih untuk beraktivitas di luar rumah.
Hari-hari besar seperti Idul Fitri, Natal, Tahun Baru, serta event-event spesial yang diadakan di Melayu Square seperti festival budaya atau konser musik, membawa lonjakan omzet yang spektakuler. Seperti kenaikan omzet terhadap nobarnya semi final piala asia u-23 mendapai kenaikan sebesar 2x lipat dari hasil omzet di akhir pekan yang mencapai 3,5 juta. Event-event itu tidak hanyak menarik pengunjunglokal, tetapi juga orang-orang dari daerah sekitar yang datang untuk menikmati suasana meriah.
Lonjakan terhadap kenaikan omzet ini terjadi dikarenakan adanya makanan mereka yang menggiurkan. Terutama cemilan seperti pisang krju dan kentang goreng selalu menjadi favorit pengunjung. Namun, tidak hanyak cemilan, makanan berat seperti ikan bakar dan sotong goreng tepung juga sangat dinikmati. Tidak lupa makanan khas Tanjungpinang, yaitu gonggong, juga menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Untuk minuman, teh tarik dan jus alpukat menjadi pilihan utama yang selalu laris dijual. Dengan variasi menu yang menggungah selera itu lonjakan kenaikan omzet bisa terjadi.
Menghadapi lonjakan pengunjung saat weekend dan hari besar, para pedagang di Melayu Square melakukan berbagai persiapan ekstra. Mereka meningkatkan stok barang demi meminimalisir terjadinya lonjakan pengunjung. Persiapan barang yang dilebihkan seperti minyak, susu, gula serta indomie. Tidak hanya itu, penambahan kursi dan meja juga di butuhkan karena biasanya pada hari weekend banyak tamu dan pelanggan yang membutuhkannya.
Tidak hanya stok barang saja jam operasional juga di tingkatkan. Pada hari biasa melayu square buka dari pukul 17.00-12.00, sedangkan pada akhir pekan dari pukul 17.00 hingga pukul 01.00. Selain itu, saat ada sebuah event seperti kemarin adanya nobar piala asia u-23, jam operasionalnya di perpanjang hingga pukul 01.30
Selain itu kebersihan dan kenyamanan jiga menjadi prioritas. Fasilitas alat kebersihan yang tersedia di melayu square terdapat sebuah tong sampah yang sudah di sediakan beserta jenisnya, alat cuci tangan seperti wastafel dan toilet umum yang tersedia untuk mendukung kenyamanan dan kebersihan pengunjung.
Kenaikan omzet di melayu square selama hari biasa, akhir pekan, dan hari besar dengan event spesial tidak hanya membawa manfaat bagi pedagang, tetapi juga bagi ekonomi lokal secara keseluruhan. Ke depan, diharapkan Melayu Square terus menjadi pusat keramaian yang membawa manfaat ekonomi bagi masyarakat Tanjungpinang.
Melayu Square adalah contoh nyata dari bagaimana kegiatan ekonomi lokal dapat berkembang dari hari ke hari, dengan omzet yang naik secara signifikan terutama pada akhir pekan dan saat diadakannya event khusus. Dengan strategi pemasaran yang tepat dan kerjasama antara pemerintah daerah, pedagang, dan masyarakat, potensi Melayu Square sebagai pusat kegiatan ekonomi dan budaya dapat terus dimaksimalkan untuk kesejahteraan bersama (Advetorial/Opini)